Fenomena yang terjadi di kelompok dampingan YAK GBKP dalam 3 tahun terakhir adalah kurangnya fasilitas dan pembangunan di desa yang mendukung perempuan. Perempuan masih kesulitan dalam mengakses air bersih sampai ke rumah. Salah satu desa yang belum semua rumah tangga dapat mengakses air bersih sampai ke dalam rumah dan harus mengangkat air bersih dari kamar mandi umum adalah Desa Kutambelin.
Hal ini membuat pekerjaan perempuan menjadi lebih berat karena harus membagi waktu untuk melakukan pekerjaan dalam rumah dan pekerjaan di luar rumah. Belum lagi jarak antara rumah dengan lokasi kamar mandi umum yang cukup jauh mengakibakan waktu yang ditempuh semakin lama. Padahal melalui Dana Desa yang disalurkan ke desa saat ini pengadaan kegiatan untuk kebutuhan perempuan seperti yang diatas dapat dilakukan. Hanya saja dibutuhkan kehadiran serta usulan dari perempuan untuk memunculkan kebutuhan-kebutuhan mereka pada saat pelaksanaan RKP di desa.
Yang menjadi persoalan saat ini adalah belum adanya kesadaran perempuan untuk hadir dan mengajukan usulan terkait kebutuhan perempuan pada saat pelaksanaan RKP di Desa. Seperti yang terlihat dari proses diskusi di OR Sangkep Nggeluh Desa Kutambelin bahwa partisipasi perempuan dalam menghadiri rapat-rapat di desa masih kurang aktif. Sebagian besar peserta yang hadir dalam rapat desa adalah kaum laki-laki. Untung perempuan yang hadir dalam rapat hanya sekedar melihat dan mendengar, jarang sekali ada pengusulan dari kaum perempuan, terkecuali dari unsur lembaga PKK.
Melihat fenomena tersebut YAK GBKP merasa penting melakukan edukasi dengan kelompok dampingan untuk khususnya kaum perempuan untuk membuka dan mengubah pola pikir mereka. Salah satu program yang dilakukan oleh YAK GBKP adalah Pembentukan Kelompok Perempuan. Dalam pembentukan kelompok perempuan ini akan dilakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan untuk kaum perempuan.
Pemberdayaan perempuan merupakan cara yang dapat ditempuh untuk menggali dan mengembangkan potensi perempuan agar berkualitas dan produktif. Usaha pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya ekonomi, politik, sosial dan budaya agar perempuan dapat mengatur diri, meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif guna memecahkan masalah pembangunan serta mampu membangun dirinya (Anonymous, 2010).
Melalui program ini YAK GBKP berharap dapat menggali dan mengembangkan potensi perempuan yang ada di kelompok dampingan. Dengan adanya kegiatan rutin pemberdayaan perempuan di Organisasi Rakyat (OR) kelompok dampingan dapat melahirkan perempuan-perempuan yang berani dan tangguh termasuk dalam kegiatan birokrasi di desa.
Perempuan menjadi berdaya dan berpotensi aktif dalam pelaksaan pengusulan di desa, ikut dalam pelaksaan, melakukan monitoring anggaran yang dipakai dalam kegiatan, juga mampu menduduki posisi strategis dalam jabatan di desa.
Oleh : Indah Permatasari Br Tarigan